Ini Tiga Penyebab Utama Kematian pada Ibu Hamil
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Kesehatan mengungkapkan bahwa sebanyak 76% kematian pada ibu terjadi pada fase persalinan dan pasca persalinan. Tentunya hal ini terdengar cukup miris, di tengah kemajuan teknologi yang sudah berkembang seperi saat ini.
Dalam sesi jumpa pers di channel YouTube Kemenkes, Selasa (14/9/2021), Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan, Prof. dr. Abdul Kadir, Ph.D, Sp.THT-KL (K), MARS, menegaskan bahwa saat hamil sebanyak 24% ibu hamil berisiko mengalami kematian, sementara sebanyak 36% saat persalinan, dan 40% pasca persalinan.
"Ada tiga penyebab utama kematian ibu, di antaranya adalah pendarahan, hipertensi (eklamsia) sehingga mengalami kejang-kejang pada saat hamil, dan penyakit penyerta seperti jantung, diabetes, sehingga pada saat melahirkan ditemukan anak yang berukuran sangat besar dan sulit untuk dikeluarkan," ujar Prof. Abdul.
Baca juga: Ini Dia Profil 3 Vaksin Covid-19 yang Baru Masuk di Indonesia
Prof. Abdul menjelaskan bahwa kesulitan pada saat persalinan disebabkan karena kondisi seorang ibu pada saat hamil. Pasalnya, bisa saja pada saat hamil, seorang ibu menderita anemia, kurang gizi, atau menderita penyakit tekanan darah tinggi, yang menjadi faktor kematian ibu.
Baca juga: Tak Ada Diet Khusus, Ini Rahasia Yoona SNSD Tetap Langsing
"Oleh karena itu, data menyebut lebih dari 62% kematian ibu terjadi di rumah sakit. Ini disebabkan karena ibu tersebut terlambat dirujuk, atau karena ketika di rujuk ke rumah sakit kondisinya sangat kritis. Sehingga ketika sampai di rumah sakit, ibu tersebut tidak bisa lagi diselamatkan," tuntasnya.
Dalam sesi jumpa pers di channel YouTube Kemenkes, Selasa (14/9/2021), Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan, Prof. dr. Abdul Kadir, Ph.D, Sp.THT-KL (K), MARS, menegaskan bahwa saat hamil sebanyak 24% ibu hamil berisiko mengalami kematian, sementara sebanyak 36% saat persalinan, dan 40% pasca persalinan.
"Ada tiga penyebab utama kematian ibu, di antaranya adalah pendarahan, hipertensi (eklamsia) sehingga mengalami kejang-kejang pada saat hamil, dan penyakit penyerta seperti jantung, diabetes, sehingga pada saat melahirkan ditemukan anak yang berukuran sangat besar dan sulit untuk dikeluarkan," ujar Prof. Abdul.
Baca juga: Ini Dia Profil 3 Vaksin Covid-19 yang Baru Masuk di Indonesia
Prof. Abdul menjelaskan bahwa kesulitan pada saat persalinan disebabkan karena kondisi seorang ibu pada saat hamil. Pasalnya, bisa saja pada saat hamil, seorang ibu menderita anemia, kurang gizi, atau menderita penyakit tekanan darah tinggi, yang menjadi faktor kematian ibu.
Baca juga: Tak Ada Diet Khusus, Ini Rahasia Yoona SNSD Tetap Langsing
"Oleh karena itu, data menyebut lebih dari 62% kematian ibu terjadi di rumah sakit. Ini disebabkan karena ibu tersebut terlambat dirujuk, atau karena ketika di rujuk ke rumah sakit kondisinya sangat kritis. Sehingga ketika sampai di rumah sakit, ibu tersebut tidak bisa lagi diselamatkan," tuntasnya.
(nug)